Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

KUPP Luwuk Tanggapi Insiden Kapal Kandas

4
×

KUPP Luwuk Tanggapi Insiden Kapal Kandas

Sebarkan artikel ini
Sebuah kapal kandas di jalur pelabuhan Luwuk. (foto : Radar Sultim)

RADAR SULTIM – Insiden kandasnya sebuah kapal kontainer di jalur keluar masuk Pelabuhan Luwuk beberapa hari lalu, ditanggapi KUPP Kelas II Luwuk, Noldi Adolof.

Dihubungi Senin 21 November 2022, KUPP Luwuk sebut bahwa insiden tersebut terjadi karena adanya kesalahan dalam olah gerak kapal.

iklan : warmindo

Atau bukan karena adanya pendangkalan permukaan perairan keluar masuk jalur Pelabuhan Luwuk, seperti yang disangkakan sebelumnya.

Noldi Adolof selaku KUPP Luwuk yang baru menjabat sekitar 2 bulanan ini, sebelumnya menjabat KUPP Pagimana, juga menerangkan bahwa kondisi pelabuhan Luwuk masih memungkinkan untuk kapal besar.

“Kondisi pelabuhan Luwuk masih memungkinkan untuk kapal besar, kapal kandas itu karena ada kesalahan dalam olah gerak kapal saja,” terang dia.

Noldi Adolof saat berbicara di DPRD Banggai, Senin 8 Agustus 2022. (foto : Radar Sultim)

Namun ketika dijelaskan bahwa insiden kapal kandas di jalur Pelabuhan Luwuk itu sudah kerap terjadi, sehingga diduga kuat memang telah terjadi pendangkalan permukaan perairan, Kepala KUPP Luwuk akhirnya tak lagi berkomentar.

Diketahui sebelumnya, Kapal pengangkut kontainer milik Tanto Intim Lines, kandas di Pelabuhan Luwuk, Kabupaten Banggai, Kamis 17 November 2022.

Kandasnya kapal kontainer Tanto Intim Lines itu, terjadi sekitar pukul 06.30 WITA.

Peristiwa kandasnya kapal kontainer bernama Tanto Kawan asal Jakarta tersebut, sempat disaksikan warga sekitar Pelabuhan Luwuk.

Ferry salah satu warga mengatakan, saat kapal kontainer itu kandas, terdengar suara yang cukup keras.

“Seperti ada benturan antara kapal dengan batu. Lalu kandas, dan dari kapal sempat terlihat banyak keluar asap,” ucapnya.

Diketahui, kapal kontainer Tanto Intim Lines yang kandas itu, baru saja selesai lakukan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Luwuk, dan hendak keluar menuju Surabaya.

Namun baru sekitar 50 – 100 meter dari dermaga pelabuhan Luwuk, kapal tersebut kandas dan tak bisa lagi bergerak.

Pihak Tanto Intim Lines cabang Luwuk yang dihubungi awak media, mengaku mengalami kerugian dengan peristiwa tersebut.

“Kami mengalami kerugian waktu, kerugian bahan bakar (BBM), hingga menganggu rute pelayaran secara total dari kapal yang kandas,” sebut Nisa, pihak Tanto Intim Lines Luwuk.

Diterangkan lagi, bahwa peristiwa kapal kandas di pelabuhan Luwuk, khususnya milik Tanto Intim Lines, sudah cukup kerap terjadi.

“Sebelumnya, juga ada kapal kami yang kandas ketika berada di pelabuhan Luwuk.

“Kerugian secara finansial dengan kejadian seperti ini, bisa mencapai sekitar Rp 100 juta,” terang dia.

Kapal kontainer kandas di Pelabuhan Luwuk. (foto : Radar Sultim)

Warga Kota Luwuk kemudian berpendapat bahwa kondisi pelabuhan Luwuk di Kabupaten Banggai, memang sudah tidak layak untuk kapal-kapal besar, seperti kapal kontainer.

Seperti yang disampaikan Muh Akli Suong, aktifis lingkungan Kabupaten Banggai.

Akli menyebutkan, banyak hal yang menjadi point mengapa pelabuhan Luwuk sudah tak lagi layak untuk dimasuki kapal besar seperti kapal kontainer.

Salah satunya dari sisi kedalaman laut, yang terus mengalami pendangkalan akibat material dari Kota Luwuk itu sendiri.

“Benar telah dilakukan pengerukan oleh pihak otoritas pelabuhan. Tapi pendangkalan itu akan terus terjadi karena material dari perumahan di Kota Luwuk, semua bermuara di wilayah perairan pelabuhan Luwuk,” sebutnya.

Dicontohkan Akli, ketika musim hujan tiba yang kerap terjadi di Luwuk, air bah yang membawa material berakhir di perairan Teluk Lalong, atau di sekitar pelabuhan Luwuk.

“Sampah, tanah, pasir, bebatuan, terus menerus mengendap sehingga pendangkalan juga terus terjadi,” papar Akli.

Solusinya, kata Akli, otoritas pelabuhan harus terus lakukan pengerukan agar pendangkalan yang menganggu aktifitas atau lalu lintas kapal, bisa dihindari.

“Jika tidak peristiwa kapal kandas itu akan sering terjadi,” tandasnya.

Solusi yang lain dan lebih tepat, ditekakan Akli, adalah memindahkan aktifitas kapal-kapal besar seperti kapal kontainer ke tempat lain.

“Pelabuhan Tangkian kan ada, dan lebih baik kondisinya untuk dipusatkan sebagai pelabuhan bongkar muat. Kenapa tak dipindahkan saja semua ke sana,” timpal Akli.

Dengan dipindahkannya kapal kontainer keluar dari Kota Luwuk, saran Akli, bisa mengurangi padatnya lalu lintas di darat oleh kendaraan pengangkut kontainer dalam Kota Luwuk.

google news