RADAR SULTIM – PT Pertamina EP DMF (Donggi Matindok Field) bakal mengolah sulfur yang merupakan produk samping dari migas, menjadi pupuk hayati atau biofertilizer di Kabupaten Banggai.
Pengolahan sulfur migas untuk dijadikan biofertilizer oleh PT Pertamina EP DMF dan diberikan pada lahan pertanian masyarakat, disambut sangat baik Bupati Banggai, H Amirudin.
Apresiasi itu diberikan Bupati Banggai kepada PT Pertamina EP Donggi Matindok Field (DMF), saat hadiri workshop implementasi biofertilizer di lahan pertahian tahun 2023.
Workshop ini digelar di gedung Versatile Hall Donggi Field, Desa Dongin, Kecamatan Toili Barat, Rabu 15 Maret 2023.
Dalam sambutannya, Bupati Amirudin mengatakan selaku Pimpinan Pemerintah Kabupaten Banggai, sangat menyambut baik dan berterima kasih kepada PT Pertamina EP DMF.
“Terus berupaya mewujudkan proses produksi yang bertanggungjawab dari proses hulu hingga hilir, termasuk dalam pengolahan produk samping Sulfur menjadi Biofertilizer di Kabupaten Banggai tercinta ini,” kata Amirudin.
Industri sektor hulu migas, lanjut dia, berperan sebagai penopang perekonomian nasional, khususnya di daerah yang terdapat sumber daya alam migas yang melimpah seperti di daerah Kabupaten Banggai.
“Industri hulu migas menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal yang memberi jaminan kesejahteraan ekonomi, bukan hanya bagi negara namun juga masyarakat Kabupaten Banggai,” tambah Amirudin.
Olehnya itu, kata Bupati Amirudin, dengan diselenggarakannya workshop implementasi biofertilizer pada lahan pertanian yang dilakukan PT Pertamina EP DMF, merupakan komitmen untuk mewujudkan proses produksi yang bertanggung jawab dari proses hulu hingga hilir.
“Termasuk dalam pengolahan produk samping Sulfur menjadi Biofertilizer. Dan semoga dengan kegiatan seperti ini dapat membawa banyak manfaat bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat kabupaten banggai pada umumnya.
“Dan lebih khususnya masyarakat di sekitar wilayah industri hulu migas di Kabupaten Banggai,” tutup Bupati Amirudin.
Selain Bupati Banggai, workshop implementasi biofertilizer pada lahan pertanian dihadiri GM PT Pertamina EP DMF, Manager HSE Zona 13, sejumlah pejabat daerah, dan sejumlah narasumber.
Diketahui, biofertilizer atau yang kerap disebut pupuk hayati adalah formulasi mikroorganisme yang bila diterapkan pada benih, permukaan tanaman atau tanah, mengolonisasi rizosfer atau bagian dalam tanaman dan meningkatkan pertumbuhan dengan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk tanaman inang.
Perkembangan biofertilizer di Indonesia baru dimulai pada tahun 1980-an. Dan kesadaran petani untuk menggunakan biofertilizer semakin meningkat dalam mulai dari tahun 2014.
Sebagian orang lebih memilih untuk mengkonsumsi produk pangan yang organic ketimbang yang anorganik, karena lebih memberikan manfaat ekonomis.
Oleh karena itulah, kini biofertilizer terus dikembangkan penggunaannya di Indonesia.
Di Negara lainnya, seperti India, Thalinad, Jepang, dan Negara maju lainnya telah menggunakan biofertilizer untuk pertanian mereka ketimbang menggunakan pupuk kimia.
Karena biofertilizer selain bermanfaat untuk tanaman, biofertilizer juga bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Respon (2)
Komentar ditutup.