Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Terungkap Fakta, Amdal PT KFM Bermasalah, Picu Banjir di Bunta

1
×

Terungkap Fakta, Amdal PT KFM Bermasalah, Picu Banjir di Bunta

Sebarkan artikel ini
Banjir yang terjadi di wilayah Bunta ditengarai salah satunya ulah perusahaan nikel PT KFM. (foto : Humas Polres Banggai)

RADAR SULTIM – Aktifitas tambang nikel milik PT Koninis Fajar Mineral (PT KFM) di Desa Tuntung, Kecamatan Bunta, terungkap secara fakta ikut jadi pemicu banjir.

Hal itu diungkapkan langsung Bupati Banggai Ir H Amirudin, usai meninjau langsung banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Bunta, beberapa hari lalu.

iklan : warmindo

Bupati Amirudin kemudian menegaskan akan mengundang khusus perusahaan tambang nikel tersebut, untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka terhadap lingkungan.

Seperti dikutip dari rilis DKISP Banggai, Senin 1 Agustus 2022.

Rapat koordinasi penanganan dan kesiapsiagaan pasca bencana banjir di wilayah Kabupaten Banggai. (foto : DKISP Banggai)

Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin memimpin secara langsung Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan dan Kesiapsiagaan Pasca Bencana Banjir di Wilayah Kabupaten Banggai.

Rapat ini bertempat di ruang rapat umum Sekretariat Daerah, Kelurahan Tombang Permai, Kecamatan Luwuk Selatan.

Rakor tersebut dihadiri oleh Unsur Forkopimda Banggai, Sekretaris Daerah Banggai, Ir. Abdullah Ali., M.Si, Asisten II, Kepala Bagian SDA Setda Banggai, para Camat, serta para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. 

Dalam pengantar setelah membuka rapat, Bupati Banggai menegaskan bahwa Pemkab akan memanggil khusus PT. Koninis Fajar Minera (PT KFM) untuk mempertanggungjawabkan aktivitas mereka yang menjadi salah satu penyebab banjir di Kecamatan Bunta. 

“Kami akan panggil khusus PT. KFM untuk mempertanggungjawabkan Amdal mereka yang bermasalah.

“Dimana hal itu berujung pada terjadinya banjir di Desa Tuntung, pongian dan koninis,” tegas Amirudin. 

PT KFM, menurut keterangan Bupati Banggai, selalu berkilah bahwa banjir tersebut bukan disebabkan oleh mereka, tetapi ketika Pemkab meninjau langsung dilapangan, ditemukan fakta sebaliknya. 

“Saat kami meninjau lapangan, ditemukan tempat-tempat mereka telah terendam banjir, padahal lama hujan baru 30 menit,” sebut dia. 

Selain tidak membuat riol, lanjut Ir. H. Amirudin, jalan yang mereka bangun runtuh dan menutupi jalan trans sulawesi. 

Beliau juga mengingatkan kepada semua pihak untuk serius mengatasi dan mengantisipasi bencana banjir, terlebih khusus daerah-daerah yang rawan, seperti Toili bersaudara, Batui dan Bunta. 

“Harus segera ada perbaikan pada alur-alur sungai,” pintanya.

google news