Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Warga Bunta Ancam Demo PLN, Bulan Puasa Kerap Mati Lampu

5
×

Warga Bunta Ancam Demo PLN, Bulan Puasa Kerap Mati Lampu

Sebarkan artikel ini
Warga Bunta yang kesal kerap magti lampu saat ibadah puasa, ancam lakukan demo. (foto : ilustrasi/suluh sumatera)

RADAR SULTIM – Warga Kecamatan Bunta yang kesal masih kerapnya mati lampu saat mereka tengah jalankan ibadah puasa, mengancam akan mendemo kantor PLN.

Kondisi listrik di wilayah Kecamatan Bunta, Nuhon dan Simpang Raya di Kabupaten Banggai, hingga memasuki bulan suci Ramadan 1444 H masih kerap padam tiba-tiba atau mati lampu.

iklan : warmindo

Hal tersebut memicu warga mengancam akan melakukan demo atau unjuk rasa, menyampaikan keluhan mereka ke depan kantor PLN.

Diketahui, pemadaman listrik PLN kerap terjadi pada waktu berbuka puasa dan sahur di wilayah tersebut.

Kondisi ini, mulai terjadi awal puasa pada Kamis 23 Maret 2023 hingga Sabtu 25 Maret 2023.

Pemadaman listrik PLN, terjadi tiba-tiba atau tak beraturan beberapa kali.

Karena jengkel dengan kondisi ini, warga banyak mengeluhkannya ke media-media sosial.

Salah satunya di facebook, dimana warga mengeluhkannya dalam bentuk postingan dan masing-masing berharap semoga pemerintah dapat melihat postingan mereka.

Warga kemudian mengancam, dalam pekan ini jika pihak PLN tak ada tanggapan, unjuk rasa nantinya akan berpusat di kantor PLN.

Karena menurut warga dengan tidak stabilnya listrik di wilayah Bunosi (Bunta, Nuhon, Simpang Raya-red), kegiatan ibadah di bulan Ramadan sangat terganggu.

Terlebih ketika Masjid-masjid di pelosok pedesaan, hanya bergantung pada penerangan listrik dari PLN.

Tokoh Pemuda Kecamatan Bunta, yang disapa Ik, pada awak jurnalis dengan tegas katakan bahwa PLN memang layak didemo dengan kondisi ini.

Karena bukan hanya ketika Ramadan, kerap mati lampu. Namun sebelumnya juga, kondisi yang sama telah terjadi.

“Masyarakat masih sabar berharap sementara perbaikan untuk mengantisipasi di bulan Ramadan ini. Tapi hasilnya sama saja, malah ini tambah parah,” ucapnya.

“Banggai terang akan berganti ke Banggai gelap,” kesalnya menambahkan.

Warga di wilayah itu bahkan mencurigai pihak PLN lebih mengutamakan kerjasama menyuplai perusahaan ketimbang konsumen rumah tangga.

Sehingga pasokan listrik bagi konsumen rumah tangga atau warga, tidak mampu terakomodir maksimal.

Sementara itu, salah satu pegawai PLN UP3 Luwuk bernama Nasrullah yang coba dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, hingga berita ini diturunkan tak memberi respon meski pesan telah tercontreng biru.

(ikbal)

google news